Sabtu, 21 April 2018

SELESAIKANLAH !

“Demi massa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian.” (Q.S. Al-‘Ashr: 1 – 2)

Begitulah Allah SWT menyandingkan keadaan manusia yang merugi dengan massa atau waktu. Allah SWT bersumpah dengan makhluknya yang bernama waktu untuk meyakinkan manusia, bahwa manusia dalam keadaan merugi. Salah satu hikmah yang dapat kita ambil adalah kegemaran manusia menyia-nyiakan waktu sebagai sebuah sumber daya yang seharusnya bisa dimaksimalkan. Mungkin karena kita merasa waktu adalah sumber daya yang gratis yang diberikan oleh Allah SWT, sehingga kita menganggap waktu tidak terlalu berharga sebagai sebuah sumber daya.
Jika dapat dianalogikan, kehidupan kita bagaikan sebuah buku tulis atau buku gambar yang biasa kita bawa ketika kita sekolah atau kuliah. Dimana banyaknya halaman yang ada di buku tersebut merupakan panjang umur hidup kita. Setiap kali kita buka buku itu maka terlihatlah torehan-torehan karya hidup kita, baik berupa tulisan ataupun sebuah lukisan. Dan setiap kalipun kita membawanya ke sekolah atau ada pekerjaan rumah, kita membuat torehan-torehan baru dibuku tersebut.
Suatu saat kita terpikir untuk membuat sebuah lukisan atau sebuah hasil karya tulisan yang indah, sebuah mahakarya dari kita sendiri. Lalu kita coba membuat goresan-goresan awal dengan masih terbayang oleh kita hasil akhir karya yang sedang kita buat, betapa indahnya. Begitupun tulisan kita, kata-kata atau kalimat-kalimat awal kita tulis dengan semangat. Dengan gambaran sebuah tulisan yang menggugah hati semua orang.
Hingga ditengah usaha kita membuat sebuah lukisan indah atau tulisan itu jari-jari kita terhenti kaku. Kita kehabisan kata-kata yang akan kita tulis atau kita kehilangan gambaran-gambaran yang akan kita lukis. Buntu rasanya kepala ini. Hingga putus asa mulai menginggapi pikiran kita dan keputus-asaan mengalir ke jari-jari kita. Dan mulai hilanglah sedikit demi sedikit gambaran lukisan dan tulisan indah itu.
Lalu apa yang kita lakukan? Kita dengan gagahnya membalik halaman dan meninggalkan hasil karya kita itu berhenti ditengah jalan. Dengan alasan ingin membuka lembaran baru dan memulai sesuatu yang baru, dan kita tidak pernah menyelesaikan gambaran indah kita itu.
Begitulah analogi kita dalam mewujudkan cita-cita, awalnya gambaran cita-cita itu begitu indah dan langkah tegap kita memulai langkah-langkah menuju cita-cita. Namun apa yang terjadi, ketika hambatan terasa begitu berat di tengah jalan kita memutuskan untuk berhenti dan mengubah arah hidup kita. Tanpa menyelasaikan apa yang telah kita cita-citakan dahulu.
Allah SWT berfirman pada surat Al-Insyiroh ayat 7:
“ Jika kamu telah selesai dari suatu urusan, maka selesaikanlah dengan semangat urusan yang lain.”
Allah SWT berfirman kepada kita agar menyelesaikan suatu urusan baru menyelesaikan urusan yang lain. Janganlah kita tinggalkan begitu saja apa yang telah kita awali dahulu. Janganlah kita menjadi orang yang ringan tangan untuk membuka lembaran baru, padahal kita belum maksimal pada lembaran yang terdahulu.
Menjadi pertanyaan besar bagi kita, apakah menjadi jaminan ketika kita membuka lembaran baru maka dengan gambaran baru yang kita hadirkan akan selesai sampai akhir? Tidak ada jaminan untuk itu kawan, kemungkinan besar kita akan melakukan hal yang sama terhadap gambaran baru kita ini, yaitu menghentikannya ditengah jalan. Ketahuilah Allah SWT akan selalu menguji kita dengan perkara yang sama jika kita tidak mampu menyelesaikannya sekarang! Atau maukah kita menjadi manusia yang hobi untuk memulai tapi tidak berani untuk menyelesaikan?
Janganlah kita menjadi orang yang menyesal di akhir, menyesal karena baru menyadari betapa kita menyia-nyiakan waktu dengan terlalu mudah membuka lembaran baru dan menyesal ketika kita menyadari ternyata lembaran-lembaran kosong itu tinggal sedikit. Ternyata lembaran kosong itu hanya tinggal dua atau tiga lembar. Ketika saat itu datang kita akan menyesali betapa banyak lembaran-lembaran hidup kita yang isinya hanya beberapa baris, bahkan lebih banyak barisan kosong dibandingkan barisan yang terisi oleh tulisan-tulisan. Atau belum ada satupun lembar yang terisi penuh dengan tulisan kita, semuanya selalu berhenti dan tidak sampai baris terakhir.
Selesaikanlah dengan sekuat tenaga apa yang telah kita mulai dulu, jangan terlalu mudah berganti lembaran. Anggaplah lembaran-lembaran kosong itu tidak ada lagi, anggaplah lembaran yang sedang kita goreskan hasil karya kita sekarang ini adalah lembaran terakhir, hingga kita mampu memaksimalkan lembaran tersebut.
Sesungguhnya memulai itu lebih mudah kawan, yang lebih sulit adalah menyelesaikan apa yang telah kita mulai dulu. Jadilah orang yang dewasa, orang yang luar biasa, orang yang mampu mewujudkan gambaran indah kita diawal langkah kita dulu.
“Dan hanya kepada Rabb-mulah kamu berharap.” (Q.S. Al-Insyiroh: 8 )
Wallahu’alam Bishshowab
Share: